Budaya

Perpustakaan Nasional Meluncurkan Program Ambisius: 10.000 Perpustakaan Desa untuk Membangun Budaya Baca

Perpustakaan Nasional (Perpusnas) telah meluncurkan inisiatif untuk membangun 10.000 perpustakaan di seluruh Indonesia, dengan masing-masing perpustakaan akan dilengkapi dengan seribu buku dan rak penyimpanan. Langkah ini bertujuan untuk memupuk minat baca di kalangan masyarakat.

Plt Kepala Perpusnas, E Aminudin Azis, menjelaskan bahwa program ini didasarkan pada data yang telah ada serta usulan dari kabupaten/kota. Syaratnya, setiap daerah harus menunjuk orang yang akan mengelola perpustakaan tersebut. Perpustakaan daerah akan bertanggung jawab atas pembinaan perpustakaan tersebut.

Ada beberapa jenis perpustakaan desa yang termasuk dalam program ini, seperti 600 perpustakaan desa/kelurahan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS), 4.604 perpustakaan desa/kelurahan replikasi TPBIS, dan 2.409 perpustakaan usulan pemerintah kabupaten/kota. Selain itu, ada juga 2.387 taman baca masyarakat (TBM).

Azis menjelaskan bahwa dalam program ini, perpustakaan desa dan TBM akan bekerja sama dengan perpustakaan sekolah. Tujuannya adalah agar anak-anak dapat memanfaatkan buku dari kedua sumber tersebut, mengingat koleksi buku di perpustakaan desa dan sekolah dapat berbeda.

Kolaborasi antara perpustakaan desa dan sekolah dilakukan melalui berbagai kegiatan, seperti program membaca dua buku dalam seminggu, kegiatan membaca nyaring, dan juga kegiatan mendongeng. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca di kalangan anak-anak.

Azis juga menyoroti pentingnya membangun literasi sejak dini. Menurutnya, budaya membaca harus ditanamkan sejak usia dini, karena membaca adalah kunci untuk menjadi individu yang literat dan kritis.

Perpusnas memiliki tiga program prioritas untuk tahun 2024, yaitu penguatan budaya baca dan literasi, pengarusutamaan naskah Nusantara, serta standardisasi dan pembinaan perpustakaan. Fokus utama pada tahun ini adalah penguatan kecakapan literasi masyarakat melalui perpustakaan desa/kelurahan.

Dalam merespons program ini, Asisten Pemerintahan dan Kesra Provinsi Kalsel, Nurul Fajar Desira, menyatakan dukungan anggaran terhadap program tersebut. Proyek ini akan melibatkan kepala perpustakaan, pemerintah daerah, serta masyarakat setempat.

Dia menekankan pentingnya persiapan menyeluruh dalam pelaksanaan program ini, mengingat dampak positif yang diharapkan dari inisiatif tersebut. Dia yakin bahwa seiring berjalannya waktu, program ini akan memberikan manfaat besar bagi daerah tersebut.