Harga komoditas energi global menunjukkan pergerakan yang fluktuatif pada akhir pekan ini. Harga minyak mentah ditutup melemah pada perdagangan hari Jumat, namun tetap berada di jalur untuk mencatatkan kenaikan mingguan. Pasar saat ini berada dalam tarik-menarik antara meningkatnya premi risiko akibat ketegangan geopolitik di Eropa Timur dan kekhawatiran akan melemahnya permintaan bahan bakar, terutama dari Amerika Serikat. Sementara itu, harga gas alam justru menguat setelah rilis data stok terbaru.
Faktor Pendorong Harga Minyak: Pasokan dan Risiko Geopolitik
Salah satu faktor utama yang menopang harga minyak adalah meningkatnya ketidakpastian pasokan dari Rusia. Insiden keamanan yang baru-baru ini terjadi pada terminal ekspor utama Rusia di Laut Baltik, Ust-Luga, diperkirakan akan mengurangi operasionalnya hingga setengahnya pada bulan September, menjadi sekitar 350.000 barel per hari.
Eskalasi ketegangan lebih lanjut, termasuk insiden di ibu kota Ukraina, Kyiv, telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor bahwa Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa dapat memperketat sanksi terhadap Rusia. Selain itu, pasar juga mengamati dengan cermat respons India terhadap tekanan AS untuk berhenti membeli minyak Rusia, terutama setelah Washington menaikkan tarif impor dari India. Meskipun demikian, para pedagang melaporkan bahwa ekspor minyak Rusia ke India diperkirakan akan tetap meningkat pada bulan September, menantang tekanan tersebut.
Di tengah situasi ini, pasokan dari pipa Druzhba ke Hongaria dan Slovakia dilaporkan telah kembali normal setelah sempat terganggu, memberikan sedikit kelegaan bagi pasokan di Eropa Tengah.
Faktor Penekan Harga: Prospek Permintaan Global
Di sisi lain, harga minyak mendapat tekanan dari prospek permintaan yang meredup. Berakhirnya musim panas dan libur Hari Buruh di Amerika Serikat pada hari Senin menandai berakhirnya puncak musim mengemudi (driving season), yang secara historis mengurangi konsumsi bahan bakar di negara konsumen minyak terbesar di dunia tersebut.
“Kekhawatiran bahwa permintaan bahan bakar AS akan melandai seiring berakhirnya musim mengemudi telah membebani pasar,” kata Hiroyuki Kikukawa, kepala strategi dari Nissan Securities Investment.
Selain itu, Arab Saudi, sebagai eksportir minyak terbesar dunia, kemungkinan akan memangkas harga jual resmi (OSP) minyak mentahnya untuk pembeli di Asia pada bulan Oktober. Langkah ini mengindikasikan pasokan yang cukup melimpah di pasar dan permintaan yang cenderung melemah dari kawasan tersebut.
Analisis Teknis dan Pergerakan Harga Minyak
Meskipun turun pada hari Jumat, kedua acuan minyak utama bersiap untuk keuntungan mingguan. Minyak mentah Brent diperkirakan naik 0,6% secara mingguan, sementara West Texas Intermediate (WTI) menuju kenaikan 0,8%.
Pada penutupan perdagangan, kontrak berjangka Brent untuk pengiriman Oktober turun 50 sen menjadi $68,12 per barel, sementara kontrak November yang lebih aktif turun 46 sen ke $67,52. Di sisi lain, minyak mentah WTI turun 45 sen menjadi $64,15 per barel.
Dari sudut pandang teknis, minyak Brent berhasil bertahan di atas level psikologis $68,00. Jika harga mampu menembus level resistance pada rata-rata pergerakan 50 hari (MA 50) di $68,56, target selanjutnya berada di kisaran $71,00 – $71,50. Untuk minyak WTI, harga sedang bergerak menuju level resistance terdekat yang berada di rentang $66,00 – $66,50.
Pembaruan Pasar Gas Alam
Berbeda dengan minyak, harga gas alam justru mengalami kenaikan. Penguatan ini dipicu oleh reaksi para pedagang terhadap laporan dari Energy Information Administration (EIA). Laporan tersebut menunjukkan bahwa stok gas alam di penyimpanan hanya bertambah sebesar 18 miliar kaki kubik (Bcf) dari minggu sebelumnya. Angka ini jauh di bawah perkiraan para analis yang memproyeksikan kenaikan sebesar 26 Bcf. Kenaikan stok yang lebih rendah dari perkiraan ini mengindikasikan permintaan yang lebih kuat atau pasokan yang lebih ketat, yang menjadi sentimen positif bagi harga.
Secara teknis, jika harga gas alam berhasil stabil di atas zona resistance $3,00 – $3,05, maka pergerakan selanjutnya diperkirakan akan menuju level resistance berikutnya di area $3,25 – $3,30.