Business

Saham Palantir Catat Kerugian Beruntun Terpanjang, ‘Short Seller’ Pesta Pora

Saham perusahaan spesialis analisis data asal AS, Palantir, terus mengalami koreksi setelah mengalami kenaikan pesat. Terhitung, saham ini telah melemah selama enam hari perdagangan berturut-turut, menandai seri kerugian terpanjang sejak April 2024.

Kinerja Jangka Panjang yang Masih Impresif

Meskipun demikian, kinerja jangka panjang saham Palantir masih sangat mengesankan. Sejak awal tahun, saham yang terdaftar di NASDAQ ini telah mencatatkan kenaikan sebesar 106,28 persen. Bahkan, dalam dua belas bulan terakhir, lonjakannya mencapai 388,75 persen. Namun, pada penutupan perdagangan hari Rabu, saham Palantir kembali turun 1,1 persen ke level 156,01 dolar AS.

Serangkaian kerugian ini juga menyebabkan penurunan kapitalisasi pasar yang signifikan bagi spesialis kecerdasan buatan (AI) ini. Dalam enam hari perdagangan yang merugi tersebut, Palantir telah kehilangan nilai sebesar 73 miliar dolar AS. Padahal, pada 12 Agustus 2025, saham ini baru saja mencetak rekor tertinggi di level 190 dolar AS. Kini, harganya telah merosot 17,89 persen dari puncak tersebut, yang secara resmi menandakan bahwa saham ini telah memasuki fase koreksi.

Momen Keemasan bagi Para ‘Short Seller’

Pihak yang paling diuntungkan dari anjloknya harga saham Palantir adalah para short seller—investor yang bertaruh pada penurunan harga. Menurut data dari S3 Partners LLC yang dikutip oleh Bloomberg, mereka telah meraup keuntungan sebesar 1,6 miliar dolar AS dari posisi jual mereka.

Namun, perlu dicatat bahwa para short seller ini juga telah mengalami kerugian besar sepanjang tahun ini akibat reli saham Palantir. S3 menghitung kerugian di atas kertas (book losses) yang mereka derita tahun ini mencapai 4,5 miliar dolar AS. Banyak dari mereka yang tampaknya telah menyerah. Porsi saham yang di-short sebagai persentase dari saham publik Palantir telah turun dari hampir lima persen setahun yang lalu menjadi sekitar 2,5 persen saat ini. Menurut Matthew Unterman, direktur pelaksana di S3 Partners LLC, ini adalah tanda bahwa para short seller telah menutup posisi mereka seiring dengan kenaikan harga saham.

Kekhawatiran Gelembung AI dan Dampaknya

Pelemahan saham Palantir terjadi di tengah meningkatnya ketidakpastian seputar euforia AI, yang justru memberikan keuntungan besar bagi para spekulan. Penurunan saham-saham teknologi baru-baru ini telah menghasilkan keuntungan sekitar 5,6 miliar dolar bagi para short seller yang bertaruh melawan portofolio perusahaan terkait AI dalam dua sesi perdagangan terakhir.

Kekhawatiran ini diperkuat oleh pernyataan CEO OpenAI, Sam Altman. Dalam sebuah wawancara dengan “The Verge”, Altman menarik paralel dengan gelembung dot-com di awal tahun 2000-an, yang menyebabkan indeks Nasdaq anjlok lebih dari 80 persen.

Di antara saham-saham teknologi raksasa, yang dikenal sebagai ‘Magnificent Seven’, Meta mencatat kerugian terbesar dengan penurunan empat persen dalam lima hari perdagangan terakhir, sementara Nvidia juga turun 3,8 persen. Palantir menjadi salah satu yang terpukul paling keras, dengan harga sahamnya jatuh lebih dari 15 persen dalam lima hari terakhir, setelah sebelumnya melonjak lebih dari 150 persen sejak April. Para ahli memperingatkan bahwa euforia seputar AI bisa berakhir menjadi gelembung, mirip dengan tren teknologi sebelumnya.

Analisis Teknis: Tren Jangka Panjang Tetap Kuat

Meskipun terjadi koreksi, secara teknis Palantir masih menunjukkan kekuatan. Dengan kenaikan harga saham hampir 400 persen dalam dua belas bulan terakhir, Palantir Technologies jauh mengungguli indeks Nasdaq 100 dan berhasil mencuri perhatian dari para pesaingnya di sektor teknologi. Koreksi terbaru ke level 156 dolar AS tampak seperti “pit stop” singkat dalam konteks tren kenaikan yang dinamis.

Secara teknis, saham perusahaan teknologi AS ini diperdagangkan jauh di atas garis rata-rata pergerakan 200 hari (200-day moving average) yang berada di level 105 dolar AS. Jarak yang signifikan ini menggarisbawahi tren yang sangat kuat. Garis rata-rata itu sendiri terus menanjak selama berbulan-bulan, mengonfirmasi dinamika kenaikan secara umum. Dengan demikian, meskipun terjadi pelemahan jangka pendek, momentum dan kondisi grafik teknikal Palantir masih mengisyaratkan kekuatan.