Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan bahwa uji coba dan operasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) komersial pertama di Indonesia akan berlangsung pada periode 2030-2034.
“Pemerintah telah menetapkan energi nuklir sebagai bagian dari energi baru dan terbarukan untuk mencapai target emisi nol bersih pada tahun 2060,” ujar Kepala Pusat Riset Teknologi Nuklir BRIN, Topan Setiadipura, dalam pernyataan dari kantornya pada Rabu (19 Juni).
Setiadipura menjelaskan bahwa saat ini sedang dikembangkan 80 desain reaktor modular kecil di seluruh dunia, salah satunya adalah pembangkit listrik termal dan generator uap industri 40 megawatt yang disebut PeLUIt-40, yang dikembangkan bersama oleh BRIN dan beberapa institusi nasional.
Ia menegaskan bahwa kebijakan nasional memberikan peluang bagi teknologi PeLUIt-40 untuk berkontribusi pada sektor energi atau listrik di Indonesia.
Setiadipura mengatakan bahwa pada periode 2030 hingga 2034, terutama pada tahun 2032, target awal produksi 250 megawatt merupakan peluang bagi reaktor modular kecil untuk masuk ke pasar listrik atau energi di Indonesia.
“Ini akan menjadi faktor kunci dalam mencapai transisi energi nasional,” katanya.
Ia kemudian menyoroti dua strategi untuk mewujudkan reaktor modular kecil sebagai teknologi PLTN pertama di Indonesia, yang pertama adalah kolaborasi dengan vendor internasional untuk mengimplementasikan teknologi reaktor modular kecil.
Saat ini, beberapa vendor reaktor modular kecil sedang menjalin komunikasi dengan pihak-pihak di Indonesia untuk kesepakatan awal. Beberapa telah melakukan studi teknis-ekonomi lebih lanjut terkait implementasi teknologi reaktor modular kecil tertentu, tambahnya.
Selain itu, beberapa vendor internasional telah membuka kantor di Indonesia dan sedang melakukan tahap pengembangan serta implementasi reaktor modular kecil.
Strategi kedua melibatkan kolaborasi untuk mendorong pengembangan teknologi nasional melalui kerjasama strategis dengan pihak internasional. Salah satu teknologi nasional ini adalah PeLUIt-40 melalui kerjasama pengembangan bersama dan implementasi di Indonesia, ujarnya.
“Kedua strategi ini memerlukan kolaborasi progresif antara vendor reaktor modular kecil di tingkat global dan perusahaan energi di Indonesia,” kata Setiadipura.
PeLUIt-40 telah dirancang oleh BRIN sejak tahun 2021 sebagai kelanjutan dari pengembangan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) sebelum bergabung dengan BRIN. PeLUIt-40 adalah reaktor berpendingin gas dengan suhu ultra-tinggi.