Pemerintah Indonesia telah menetapkan target ambisius untuk meningkatkan produksi minyak mentah menjadi 900.000 hingga 1 juta barel per hari (bph) pada tahun 2028. Target ini bertujuan mengembalikan tingkat produksi minyak seperti hampir tiga dekade lalu, ketika Indonesia masih menjadi anggota utama OPEC, menurut pejabat tinggi pemerintah pada Kamis.
Saat ini, produksi minyak Indonesia berada di kisaran 600.000 bph, sementara impor minyak mencapai hampir 1 juta bph guna memenuhi kebutuhan domestik.
“Kondisi ini berbanding terbalik dengan tahun 1997-1998, ketika kita mengekspor 1 juta bph sementara konsumsi dalam negeri hanya 600.000 bph,” ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, dalam seminar Outlook 2025 yang diselenggarakan oleh Beritasatu di Hotel Westin, Jakarta.
“Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan kami untuk meningkatkan produksi minyak menjadi 900.000 hingga 1 juta bph dalam tiga hingga empat tahun ke depan. Ini bukan tugas yang mudah, tetapi kita tidak boleh menyerah,” tambahnya.
Strategi untuk Mencapai Target Produksi
Salah satu strategi utama untuk mencapai target ini adalah mengaktifkan kembali sumur-sumur minyak yang tidak lagi beroperasi di berbagai wilayah Indonesia.
“Sejak 1997, produksi minyak kita terus mengalami penurunan, kecuali sedikit peningkatan pada 2008,” jelas Bahlil. “Saat ini, kita memiliki lebih dari 40.000 sumur minyak, tetapi sebagian besar tidak aktif—hanya sekitar 16.000 sumur yang masih beroperasi.”
Selain itu, pemerintah juga akan mengurangi ekspor minyak mentah demi memperkuat industri pengolahan minyak dalam negeri. Bahlil mengungkapkan bahwa hampir setengah dari ekspor minyak mentah Indonesia—sekitar 28 juta barel—akan dialihkan ke kilang dalam negeri sebagai bagian dari strategi ketahanan energi nasional.
Peningkatan Kapasitas Kilang Minyak
“Sesuai arahan Presiden Prabowo, kami telah meminta kilang domestik untuk menyerap seluruh produksi minyak mentah, termasuk yang sebelumnya dianggap berkualitas rendah dan tidak memenuhi standar ekspor,” ujar Bahlil.
Saat ini, kilang minyak utama Indonesia yang berlokasi di Balikpapan, Cilacap, dan Dumai sudah mampu mengolah berbagai jenis minyak mentah, termasuk yang memiliki kualitas lebih rendah. Selain itu, pemerintah mempercepat pembangunan kilang baru di Tuban dan Balongan guna meningkatkan kapasitas pengolahan minyak dalam negeri dalam beberapa tahun ke depan.
Sebagai bagian dari kebijakan ini, sekitar 13 juta barel minyak yang awalnya direncanakan untuk diekspor akan dialihkan ke kilang domestik. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat pasokan bahan bakar nasional sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor minyak mentah.